Senin, 10 Mei 2010

NEGARA KAYA BELUM TENTU BERWAWASAN LINGKUNGAN


Dua orang anak usai membuang sampah di pinggiran pantai kawasan Cilincing, Jakarta, Jum'at (8/5). Kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan membuat pinggiran pantai kawasan tersebut dipenuhi sampah plastik. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO Interaktif, Australia – Sebuah penelitian dari Adelaide Environment Institute di Australia mematahkan teori bahwa semakin tinggi tingkat kesejahteraan suatu negara, maka negara itu diharapkan dapat menerapkan teknologi yang bersih dan ramah lingkungan.

Penelitian yang dipimpin Professor Corey Bradshaw, Director of Ecological Modelling di Adelaide Environment Institute menyebutkan tingkat sosial ekonomi suatu negara yang diukur dengan variabel jumlah penduduk, pendapatan perkapita dan kualitas pemerintahan bukanlah unsur yang menentukan baik buruknya lingkungan di negara itu.

Penelitian yang telah dipublikasikan secara online dan melalui jurnal ilmiah PLoS ONE ini menyebutkan sepuluh negara dengan kondisi lingkungan yang buruk alias tercemar. Sepuluh negara itu adalah Brazil, Amerika Serikat, Cina, Indonesia, Jepang, Meksiko, India, Rusia, Australia dan Peru.

Indikator yang digunakan Bradshaw antara lain, hilangnya sumber daya atau kekayaan hutan, tidak adanya konservasi lingkungan, penangkapan ikan dan kekayaan laut yang sembarangan, pencemaran air, besarnya emisi gas buang dan ancaman terhadap binatan dan tumbuhan langka atau yang hampir punah.

“Penelitian ini dilakukan secara konprehensif dengan memisahkan tolok ukur tingkat sosial ekonomi masyarakat. Hanya menggunakan data lingkungan,” kata Bradshaw.

Menurut dia, terjadinya krisis lingkungan disebabkan manusia yang terlalu banyak mengeksplorasi sumber daya alam. Buktinya, kata Bradshow, semakin berkurangnya tempat hidup atau habitat bagi spesies binatang atau tumbuhan tertentu.

Selain meneliti tentang negara yang memiliki kondisi lingkungan terburuk, Bradshaw juga meneliti sepuluh negara yang paling sedikit sumber daya alamnya. Negara-negara itu adalah Singapura, Korea, Qatar, Kuwait, Jepang, Thailand, Bahrain, Malaysia, Filipina dan Belanda.

Rini K | Sciencedaily

0 komentar:

Posting Komentar

Iklan

 

Followers